BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era
globalisasi telah membuat mobilitas manusia dan pertukaran informasi.
Komunikasi internasional terjadi antara berbagai budaya yang berbeda. Dalam bisnis
internasional, pasti pernah menghadapi berbagai ketidakpahaman/perbedaan
terhadap relasi yang berbeda budaya. Segala aturan mengenai apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh menurut budaya mereka sudah dilakukan namun kadang tetap
gagal membangun komunikasi.
Menurut
Hardjana (2003), komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran atau hubungan. Esensi komunikasi terletak pada proses, yakni
aktivitas yang “melayani” hubungan antar pengirim dan penerima pesan melampaui
ruang dan waktu. Guo-Ming Chen dan William J. Strarosta mengatakan bahwa
komunikasi antar budaya ini adalah proses negosiasi antar orang dari budaya
berbeda. Saat ini, para usahawan internasional semakin banyak menyadari bahwa
bekerja dilingkungan multi-kultural harus siap berhadapan dengan perbedaan
nyata dalam segala hal, mulai dari gaya komunikasi, etika sosial, hingga
nilai-nilai dasar. Berhasil diterima dengan tangan terbuka oleh rekan asing dan
berhasil mengubah perbedaan kultural menjadi keunggulan kompetitif yang jauh
lebih baik formalitas bisnis.. Oleh karena itu harus dikembangkan rencana
negosiasi, yang akan meminimalkan kesalah pahaman dan konflik potensial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian negosiasi internasional lintas budaya?
2. Bagaimana negosiasi dalam lintas budaya?
3. Bagaimana komunikasi antar budaya yang baik?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
penulisan makalah ini untuk mempelajari solusi pemecahan masalah pada negosiasi
bisnis internasional lintas budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. NEGOSIASI DALAM DUNIA BISNIS
Bernegosiasi
dalam dunia bisnis merupakan hal terpenting untuk mencapai tujuan. Negosiasi
adalah mengenai sikap. Orang dari budaya yang berbeda akan menggunakan gaya
negosiasi dan pendekatan yang berbeda. Beberapa budaya memandang proses
negosiasisebagai situasi “win-win” (menang-menang), yaitu suatu proses dimana
kedua pihak memperoleh hasil. Budaya lain menerapkan mental zero sum (jumlah
nol) di mana perolehan seseorang harus selalu setara dengan kerugian seseorang
yang lain. Jumlah perolehan netto dan kerugian netto selalu nol. Individu dari
budaya yang memandang negosiasi sebagai prisma “win-lose” (“menang-kalah”) ini
melihat proses tersebut sebagai sutau rangkaian pertarungan menjadi
menang-kalah. Sebaliknya individu dari perspektif”menang-menang” memandang
negosiasi sebagai upaya kolaborasi mencari perolehan total yang maksimal. Pola
umum negosiasi bisnis adalah penjual lebih suka melakukan pendekatan
menang-menang, sementara pembeli cenderung kearah zero sum game (permainan
jumlah nol).
Negosiator yang baik adalah
seorang yang mengerti benar tentang usahanya ataupun segala keinginan calon
mitra bisnisnya. Disini saya akan menguraikan hal apa saja yang bisa dilakukan
agar negosiasi yang kita lakukan sesuai dengan yang diharapkan.
1. Untuk melakukan negosiasi kita harus memiliki
penampilan yang baik, mulai dari bahasa sampai dengan gaya tubuh anda. Dengan
penampilan yang baik anda akan terlihat lebih professional dan lebih menarik.
2. Anda harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik
sehingga calon mitra bisnis mengerti maksud dan tujuan anda. Untuk
dapat berkomunikasi dengan baik tentunya anda harus paham terhadap bidang
bisnis yang anda geluti.
3. Anda harus bisa
mengendalikan emosi anda karena dalam suatu negosiasi binsnis berbagai
kemungkinan bias terjadi.
4. Kita harus bias
membedakan antara basa-basi dengan tujuan.negosiasi
Sebenarnya masih banyak poin-poin agar negosiasi biasa
berhasil, tapi menurut uraian saya diatas adalah garis besarnya yang
harus anda persiapkan sebaik mungkin. Ingat sebaik apapun produk atau jasa anda
tanpa negosiasi tentunya bisnis kita akan lama majunya.
Negosiasi adalah bagian dari
kehidupan kita sehari-hari dengan kita sadari maupun tidak, sebagai contoh
ketika kita sedang berbelanja atau membeli sesuatu di pasar, maka kita akan
terlibat suatu proses tawar-menawar harga barang yang akan kita beli (kecuali
apabila kita membeli disupermarket/minimarket kita tidak akan bisa menawar),
dalam hal ini berarti kita sedang melakukan praktik negosiasi. Begitu juga
ketika kita sedang meminta sesuatu kepada orang tua kita, misalkan kita
menginginkan handphone (HP) namun orang tua kita malah membujuk kita dengan
janji akan dibelikan sepeda dan tidak membelikan HP dengan alasan tertentu,
dalam hal ini orang tua kita melakukan proses negosiasi dengan kita.
Selain mempunyai
tujuan, negosiasi juga mempunyai manfaat. Manfaat yang diperoleh dari sebuah
proses negosiasi di dalam pengertian bisnis resmi antara lain adalah :
1.
Untuk mendapatkan
atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau institusi ataupun
perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling
pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar kedua belah pihak inilah maka
tercipta sebuah transaksi bisnis yang saling terkait, sehingga membuat hidup
perekonomian. Dengan kata lain, bahwa suatu proses negosiasi bisnis merupakan
bagian dari suatu proses interaksi guna menghidupkan perekonomian dalam skala
yang lebih luas.
2.
Dalam sebuah
perusahaan, sebuah proses negosiasi akan memberikan manfaat untuk menjalin
hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk mengembangkan pasar, yang
diharapkan memberikan peningkatan penjualan. Proses negosiasi bisnis juga akan
menghasilkan harga yang lebih baik dan efisiens, yang memberikan keuntungan yang
lebih besar. Dalam jangka panjang hal ini akan memberikan kemajuan dari sebuah
perusahaan.
B. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi
dan kebudayaaan tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan, “harus dicatat bahwa studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan
sebagai studi yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi (William
B. Hart II, 1996). Definisi komunikasi antarbudaya yang paling sederhana, yakni
komunikasi antar pribadi
yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaannya. .Dalam
kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi
sosial kalau tidak berkomunikasi. Demikian pula dapat dikatakan bahwa interaksi
antarbudaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antar budaya.
Pada
hakekatnya proses komunikasi antar budaya sama dengan proses komunikasi lain,
yakni suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis. Komunikasi
yang interaktif adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dengan komunikan
dalam dua arah/timbal balik (two way communication) namun masih berada pada
tahap rendah (Wahlstrom, 1992). Komunikasi transaksional meliputi 3 unsur
penting, yakni ; (1) keterlibatan emosional yang tinggi berlansung
berkesinambungan atas pertukaran pesan ; (2) peristiwa komunikasi meliputi seri
waktu yang berkaitan dengan masa lalu, kini dan akan datang ; dan (3)
partisipan dalam komunikasi antarbudaya menjalankan peran tertentu. Komunikasi
bersifat dinamis karena proses tersebut berlansung dalam konteks sosial yang
hidup, berkembang dan berubah-ubah berdasarkan waktu, situasi dan kondisi.
Ketiga proses tersebut harus didukung unsur-unsur komunikasi yang lengkap,
yaitu komunikator, komunikan, pesan/simbol, media, efek/umpan balik, suasana
dan gangguan yang terjadi dalam komunikasi.
Dalam
komunikasi antar budaya
harus dibangun komunikasi yang efektif. Sedikitnya ada lima aspek yang harus
dipahami, yaitu :
1. kejelasan
(clarity)
2. ketepatan
(accuracy)
3. konteks
(contex)
4. alur (flow)
5. budaya
(culture).
Berikut
ini strategis komunikasi yaitu dengan lebih mengenal mitra bicara, mengetahui
tujuan komunikasi tersebut, memperhatikan konteks, mempelajari budaya dan
memahami bahasa. Komunikasi yang efektif antarbudaya harus didahului oleh
hubungan antarbudaya yang harmonis supaya pencapaian informasi sesuai harapan.
1.
Komunikasi Antar Budaya menurut Para Ahli
Selain Stewart, Hamid
Mowland juga berpendapat bahwa komunikasi antar budaya
sebagai human flow across national boundaries. Asumsi tersebut
merupakan sekelompok manusia yang menyebrangi lintas budaya. Seperti adanya
keterlibatan suatu konferensi internasional di mana bangsa-bangsa dari berbagai
negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.
Dengan kata lain, komunikasi antarbudaya ini akan terjadi ketika adanya
komunikasi antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda demi
mencapainya suatu tujuan komunikasi yang sama serta terjalin interaksi
yang lancar pada hakekatnya.
Sedangkan menurut para ahli yang lain
ada yang berpendapat seperti Sitaram (1970)
yang mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya merupakan seni untuk memahami dan
saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan.
Berbeda halnya
dengan Srnover dan Porter (1972)
yang berpendapat bahwa komunikasi antarbudaya terjadi manakala bagian yang
terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut mempunyai latar belakang budaya dan
pengalaman yang berbeda. Latar belakang tersebut mencerminkan nilai yang dianut
oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai
2.
Fungsi
Komunikasi Antar Budaya
Adapun beberapa fungsi dari komunikasi antarbudaya di
antaranya :
·
Menyatakan Identitas Sosial: Dengan adanya komunikasi
antarbudaya, individu tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri.
·
Menyatakan Intergasi Sosial: Komunikasi antarbudaya
dapat menyatukan dan mempersatukan antar pribadi dalam interaksi
tersebut.
·
Menambah Pengetahuan: Komunikasi antarbudaya pun dapat
memberikan wawasan yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh
individu tersebut.
·
Hubungan Interaksi: Selain itu, komunikasi antarbudaya
juga dapat menciptakan hubungan yang komplementer serta hubungan yang
selaras.
Di dalam komunikasi antarbudaya pun juga terdapat
fungsi sosial, di antaranya :
·
Pengawasan: Pada umumnya, kegiatan komunikasi
antarbudaya terjadi ketika komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan.
Fungsi ini lebih banyak digunakan oleh media masa.
·
Penghubung: Komunikasi antarbudaya ini dapat juga
dijadikan sebagai jembatan bagi setiap individu yang memiliki kebudayaan yang
berbeda. Biasanya, Beda individu atau lebih akan menyampaikan presepsi mereka
yang berbeda-beda.
·
Sosialisasi Nilai: Di sini, fungsi komunikasi antar
budaya dapat memberikan ajaran dan perkenalan nilai-nilai dari suatu kebudayaan
suatu masyarakat lain.
·
Menghibur: Dalam hiburan pun juga ada kegiatan
komunikasi antar budaya. Hal ini dapat ditemukan seperti di saat menonton
tarian, nyanyian, bahkan drama sekaligus.
3. Tujuan Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antarbudaya terjadi
bertujuan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian. Seperti halnya ketika ada
dua individu yang sedang berkomunikasi, namun kedua individu tersebut
menggunakan bahasa yang berbeda-beda karena kebudayaan yang berbeda.
Sehingga, komunikasi antarbudaya inilah yang akan berperan sebagai alat untuk
mengurangi tingkat keidakpastian logika maupun definisi dari topik yang sedang
dibicarakan. Bahkan, komunikasi antarbudaya pun juga bertujuan sebagai alat
efektifitas komunikasi. Agar informasi yang disampaikan itu dapat dimengerti
secara efektif, maka diperlukan adanya komunikasi antarbudaya ini.
C. PEMECAHAN MASALAH
Fase
paling kritis dari bisnis internasional adalah negosiasi pertama, dan oleh
karenanya persiapan yang panjang sangat penting. Berikut beberapa tip persiapan
negosiasi :
1) Adalah
penting untuk memahami pentingnya kedudukan di Negara lain ; mengetahui siapa
pengambil keputusan, membiasakan dengan gaya bisnis perusahaan asing ; dan
mengetahui masalah-masalah dengan baik.
2) Prioritaskan
apa-apa yang paling penting yaitu kebutuhan dan pisahkan poin-poin tersebut
dari yang kurang penting yaitu keinginan. Cara ini akan memungkinkan fokus pada
apa yang terpenting dalam agenda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dunia bisnis internasional seringkali para
usahawan berinteraksi dengan berbagai relasi dari berbagai negara dengan budaya
yang berbeda. Dalam menjalankan negosiasi perlu dipahami dan dipelajari
komunikasi yang efektif antar budaya sehingga mampu meminimalisasikan konflik
yang akan terjadi. Proses negosiasi awal merupakan hal terpenting sehingga
perlu berbagai strategi dan langkah yang tepat supaya tercapai kesepakatan.
Apabila
tetap terjadi konflik dalam proses negosiasi, maka ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk memenyelesaikannya, yaitu kompromi, bersedia menolong,
menghindar, integrasi dan dominasi. Pemilihan salah satu metode ini harus
disesuaikan dengan budaya dari relasi bisnis sehingga masalah yang dihadapi
bisa diselesaikan dengan sukses tanpa menimbulkan masalah baru.
B. Saran
Demikian makalah ini dapat kami selesaikan. Kami
berharap agar makalah yang kami susun ini menjadi bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca dan menambah wawasan mengenai negosiasi
interenasional lintas budaya khususnya dalam permasalahan di
mata kuliah manajemen lintas budaya.
DAFTAR
PUSTAKA